Kisah Unik Pelukis Jelekong

Kisah Unik Pelukis Jelekong

7 Oct 2020   |   By Soni Bebek   |   1918 Views

Coklatkita.com - Mengangkat cerita lukisan jelekong bukan hanya kali ini saja, banyak berita dan informasi dari berbagai media menyajikannya. Seperti biasa yang diangkat adalah kisah Pak Odin sebagai generasi pertama pelukis Jelekong sejak tahun 60an sampai kisah harga lukisan yang membuat miris yakni kisaran 150 ribu sampai 15 juta. Namun tahukah anda lukisan yang dihargai 150 ribu itu lukisan sebesar 1m X 1m, gede dong.

Simpan saja cerita lukisan yang dihargai murah itu, terlalu miris mendengarnya. Kita mulai kisah unik ini, dan sebetulnya saya mendapatkannya diawali dari rasa penasaran terhadap dunia melukis. Sejak pandemi diam di rumah akhirnya tembok depan rumah saya mural walau sedikitpun saya tidak punya kemampuan dalam dunia mural, jangankan menggambar, tulisan tangan saya saja jeleknya minta ampun.

Sampai disuatu ketika belajar sendiri melukis di kanvas dan tentu dengan aliran bagus menurut diri sendiri bahkan cat yang digunakanpun adalah cat tembok kiloan, pikir saya yang penting melakukan sesuatu yang positif. Setelah beberapa lama akhirnya saya dipertemukan dengan dua orang pemuda yang rumahnya di Jelekong, uniknya lagi bapak mertuanya mereka adalah para pelukis Jelekong, hmmh pucuk dicinta ulam tiba, kesempatan bagi saya bisa berkunjung kesana.

Hari yang ditunggupun tiba, saya janjian dengan Imam dan Rifai pemuda-pemuda yang mertuanya asli Jelekong yang saya bilang di atas tadi. Masuk ke rumahnya jejeran lukisan dengan ukuran besar jelas terlihat, ada yang dipajang di dinding, ada yang hanya dijajarkan saja di lantai, ada juga yang masih digulung karena belum dibingkai. Ruang tamunya malah lebih mirip galeri.

Pemilik rumah pun muncul, obrolan hangat segera terjadi dengan rentetan pertanyaan yang saya lontarkan lantaran rasa ingin tahu yang memuncak tentang lukisan Jelekong. Rupanya pak Haji Kosim Safarudin adalah asli Jelekong, lahir tanggal 1 Januari 1949, empat tahun setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Haji Kosim rupanya orang kedua setelah pak Odin, seperti yang publik ketahui bahwa Pa Odin adalah yang pertama kalinya mengenalkan dunia melukis di Kampung Jelekong. Haji Kosim belajar langsung pada Pa Odin yang tidak lain adalah pamannya sendiri.

 

Rasa penasaran lain bermunculan, darimana Pa Odin bisa melukis, apakah dia belajar melukis atau sekolah melukis, dan berdasar cerita Haji Kosim bahwa Pa Odin justru dulunya bekerja di Jakarta diperusahaan mebel. Kemudian dia belajar melukis dan setelah bisa Pa Odin pulang ke Jelekong kampung halamannya, lantas mengajarkan ilmu melukisnya pada ponakannya yaitu Haji Kosim, dan Haji Kosim sesekali menerawang disela kepulan asap rokok yang dihisapnya, ingatannya kembali pada tahun 1972 disaat dia pertama kali mengenal lukisan dari pamannya tercinta.

Sebuah peristiwa yang sangat unik bagi saya, mereka tidak ada satupun yang belajar melukis secara formil walau sekedar kursus sekalipun. Pa Odin menurunkan ilmu melukisnya pada Haji Kosim, dan berikutnya pa Haji Kosim pada pemuda-pemuda sekitar sampai berkembang seperti saat ini.

Haji Kosim pernah sampai menjual domba peliharaannya demi melukis, hasil dari penjualan domba miliknya dibelikan kanvas, alat melukis dan cat minyak sebagai modal melukis, sebuah upaya dan kesungguhan dari Haji Kosim dalam menekuni dunia melukis. Tak terasa hari mulai petang saya pun pamit, selain itu rokok dan kopi pun sudah habis. Terima kasih Haji Kosim atas ilmunya tentang kehidupan bahwa mencapai sesuatu memerlukan sebuah usaha keras.(sb)

 

Tags :